TANJUNGPINANG (Global) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan melanda wilayah Pulau Bintan pada 10–16 Oktober 2025.
Kepala Stasiun BMKG Tanjungpinang, Ahmad Kosasih, mengatakan dalam periode tersebut, wilayah Bintan akan mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, disertai petir dan hembusan angin kencang.
“Potensi hujan deras disertai petir dan angin kencang akan terjadi secara bergantian selama beberapa hari ke depan,” ujarnya kepada hariankepri.com, Kamis (9/10/2025).
Ahmad menambahkan, tinggi gelombang di perairan sekitar Pulau Bintan diperkirakan mencapai 0,5 hingga 1,25 meter, dengan arus laut bergerak ke arah selatan berkecepatan 10–80 sentimeter per detik.
Menurutnya, kondisi ini dipengaruhi oleh fenomena Dipole Mode negatif di Samudera Hindia bagian barat Sumatera, yang menyebabkan suhu muka laut meningkat.
“Suhu permukaan laut yang lebih hangat memicu terbentuknya awan hujan dalam jumlah besar, sehingga intensitas curah hujan di Bintan ikut meningkat,” jelasnya.
Ia menyebutkan, suhu laut di sekitar Pulau Bintan kini berada di kisaran 29–30 derajat Celsius, kondisi yang sangat mendukung pertumbuhan awan hujan.
BMKG mengingatkan, cuaca ekstrem ini berpotensi memicu banjir, tanah longsor, hingga angin kencang di beberapa wilayah.
“Kami imbau masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor, agar meningkatkan kewaspadaan,” tegas Ahmad.
Selain itu, nelayan juga diminta berhati-hati ketika melaut, karena meskipun gelombang tergolong rendah, hembusan angin di atas 15 knot tetap berbahaya bagi kapal kecil.
BMKG menyarankan masyarakat untuk selalu memantau informasi terkini melalui aplikasi InfoBMKG atau situs resmi BMKG.
“Kesigapan dan kewaspadaan masyarakat sangat penting agar dampak cuaca ekstrem bisa diminimalkan,” tutupnya.